MINE PLAN "NICKEL ORE MOROWALI"
"LETTING GO atau dalam Bahasa Indonesianya berarti
ikhlas adalah ibaratnya 'tisu atau sapu tangan' dalam
kehidupan kita ini yang akan menyeka kering air mata
kita manakala mengalami kedukaan.
Mengikhlaskan dan ikhlas, karenanya, merupakan satu
atribut yang harus dimiliki oleh semua manusia yang
mendambakan kebahagiaan dan kesuksesan dalam
hidupnya.
Apapun yang terjadi, kita, manusia-manusia yang ingin sukses, harus
ikhlas. Silahkan menangis bila memang ingin, tapi segera 'seka kering' air
mata Anda untuk terus melangkah. itu adalah kutipan kalimat pembuka saya.. salam kenal bagi kalian ingin tahu tentang wondamawi in Papua"
عن عائشة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اغتسل
من الجنابة غسل يديه ، ثم توضأ وضوءه للصلاة ،
1. Arti Perencanaan
Perencanaan dapat diartikan sebagai kegiatan berikut :
- Penentuan tujuan dan sasaran kegiatan yang ingin dicapai.
- Proses persiapan secara sistematik mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
- Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan menggunakan sumber dan kemampuan yang tersedia secara berdaya guna dan berdaya hasil.
- Pembahasan dari persoalan, kemungkinan dan kesempatan yang dapat terjadi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan.
- Penentuan dari tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan berdasarkan analisa tujuan dan kesempatan.
2. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan tergantung dari jenis perencanaan yang digunakan
dan sasaran yang dituju, tetapi secara umum fungsi perencanaan dapat
dikatakan antara lain sebagai berikut :
- Pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan.
- Perkiraan terhadap masalah pelaksanaan, kemampuan, harapan, hambatan dan kegagalannya mungkin terjadi.
- Usaha untuk mengurangi ketidakpastian.
- Kesempatan untuk memilih kemungkinan terbaik.
- Penyusunan urutan kepentingan tujuan.
- Alat pengukur atau dasar ukuran dalam pengawasan dan penilaian.
- Cara penggunaan dan penempatan sumber secara berdaya guna dan berdaya hasil.
3. Tujuan Perencanaan Tambang
Tujuan dari pekerjaan perencanaan tambang adalah membuat suatu rencana produksi tambang untuk sebuah cebakan bijih yang akan :
- Menghasilkan tonase bijih pada tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya yang semurah mungkin.
- Menghasilkan aliran kas (cash flow) yang akan memaksimalkan beberapa kriteria ekonomik seperti rate of return atau net present value.
4. Masalah Perencanaan Tambang
Masalah perencanaan tambang merupakan masalah yang kompleks karena
merupakan problem geometrik tiga dimensi yang selalu berubah dengan
waktu. Geometri tambang bukan satu-satunya parameter yang berubah dengan waktu. Parameter-parameter ekonomi penting yang lain pun sering merupakan fungsi waktu pula.
5. Ruang Lingkup Perencanaan Tambang
Agar perencanaan tambang dapat dilakukan dengan lebih mudah, masalah ini biasanya dibagi menjadi tugas-tugas sebagai berikut :
1. Penentuan batas dari pit
Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit) untuk suatu cebakan bijih. Ini berarti
menentukan berapa besar cadangan bijih yang akan ditambang (tonase dan
kadarnya) yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih
tersebut. Dalam penentuan batas akhir dari pit, nilai waktu dari uang belum diperhitungkan.
2. Perancangan pushback
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk
menambang habis cadangan bijih tersebut mulai dari titik masuk awal
hingga ke batas akhir dari pit. Perancangan pushback atau tahap-tahap penambangan ini membagi ultimate pit menjadi
unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Hal
ini akan membuat masalah perancangan tambang tiga dimensi yang kompleks
menjadi lebih sederhana. Pada tahap ini elemen waktu sudah mulai
dimasukkan ke dalam rancangan penambangan karena urut-urutan penambangan
pushback telah mulai dipertimbangkan.
3. Penjadwalan produksi
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) di atas kertas, jenjang demi jenjang mengikuti urutan pushback, dengan menggunakan tabulasi tonase dan kadar untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap 2). Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut off grade) dan berbagai tingkat produksi bijih dan waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria nilai waktu dari uang, misalnya net present value.
Hasilnya akan dipakai untuk menentukan sasaran jadwal produksi yang
akan memberikan tingkat produksi dan strategi kadar batas yang terbaik.
4. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu
Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada tahap
3), gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat untuk setiap
periode waktu (biasanya per tahun). Peta-peta ini menunjukkan dari
bagian mana di dalam tambang datangnya bijih dan waste untuk
tahun tersebut. Rencana penambangan tahunan ini sudah cukup rinci, di
dalamnya sudah termasuk pula jalan angkut dan ruang kerja alat,
sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk yang dapat ditambang. Peta
rencana pembuangan lapisan penutup (waste dump) dibuat pula untuk
periode waktu yang sama sehingga gambaran keseluruhan dari kegiatan
penambangan dapat terlihat.
5. Pemilihan alat
Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan lapisan
penutup dari tahap 4) dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap
periode waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan
armada alat angkut dan alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode
(setiap tahun). Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu
lainnya (dozer, grader, dll.) dihitung pula.
6. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital
Dengan menggunakan tingkat produksi untuk peralatan yang dipilih,
dapat dihitung jumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan
untuk mencapai sasaran produksi. Jumlah dan jadwal kerja dari personil
yang dibutuhkan untuk operasi, perawatan dan pengawasan dapat
ditentukan. Akhirnya, ongkos-ongkos operasi, kapital dan penggantian
alat dapat dihitung.
Catatan:
peta-peta yang dihasilkan dalam tahap 1), tahap 2) dan tahap 4) merupakan peta tampak atas (plan/level maps).
3. TAHAPAN DALAM PERENCANAAN
3.1 Pendahuluan
Tahapan dalam perencanaan menurut LEE (1984) dan Taylor (1977) dapat terbagi tiga tahap, yaitu :
1. Studi Konseptual.
Studi pada tahap pekerjaan awal ini merepresentasikan suatu
transformasi dari suatu ide proyek kedalam usulan investasi yang luas
dengan menggunakan metoda-metoda perbandingan dari definisi ruang
lingkup dan teknik-teknik estimasi biaya untuk mengidentifikasikan suatu
kesempatan investasi yang potensial. Biaya modal dan biaya operasi
biasanya didekati dengan perkiraan nisbah yang menggunakan data
historik.
Studi ini akan menekankan pada aspek investasi yang utama dari usulan
penambangan yang memungkinkan. Persiapan studi ini pada umumnya adalah
pekerjaan dari satu atau dua insinyur. Hasil dari studi ini dilaporkan
sebagai evaluasi awal.
Studi ini sering juga disebut order of magnitudes studies atau scoping studies.
Pada umumnya berdasarkan data sementara/tak lengkap dan yang keabsahannya masih diragukan.
Hasilnya biasanya merupakan suatu dokumen intern dan tidak disebarluaskan di luar perusahaan yang bersangkutan.
Di samping meninjau kemungkinan diteruskannya proyek ini, tujuan
lainnya adalah menentukan topik yang harus dievaluasi secara mendalam
pada studi yang lebih rinci di masa yang akan datang.
2. Pra Studi Kelayakan
Srudi ini adalah suatu pekerjaan pada tingkat menengah (intermedia)
dan secara normal tidak untuk mengambil keputusan. Studi ini mempunyai
obyektif didalam penentuan apakah konsep proyek tersebut menjustifikasi
suatu analisis detail oleh suatu studi kelayakan (apakah studi kelayakan
diperlukan) dan apakah setiap aspek dari proyek adalah kritis dan
memerlukan suatu investigasi yang mendalam melalui suatu studi
pendukung.
Studi ini harus dipandang sebagai suatu tahap menengah antara studi
konseptual yang tidak mahal dan suatu studi kelayakan yang relatif
mahal. beberapa dari studi ini dibuat oleh suatu tim (terdiri 2 & 3
orang). Kedua atau ketiga orang ini mempunyai akses ke konsultan dalam
berbagai bidang, selain dapat berupa usaha dari multi group.
Data yang digunakan lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik.
Beberapa pekerjaan paling tidak telah dilakukan untuk semua aspek
penting dari proyek seperti pengujian metalurgi bijih, geoteknik,
lingkungan, dsb.
Bagi perusahaan tambang besar, studi pra-kelayakan ini cenderung
masih dianggap sebagai dokumen intern. Perusahaan yang lebih kecil
sering menggunakan dokumen ini untuk mencari dana di pasar modal untuk
membiayai studi-studi selanjutnya. (Ingat kasus Bre-X/Busang!).
3. Studi Kelayakan
Sering pula disebut sebagai bankable feasibility study. Hasilnya merupakan suatu bankble document
yang hampir selalu ditujukan untuk mencari modal untuk membiayai proyek
tersebut. Karena itu, dokumen yang dihasilkan ini biasanya
disebarluaskan pula di luar perusahaan.
3.2 Biaya Perencanaan
Biaya perencanaan (Lee, 1984) bervariasi bergantung kepada ukuran dan
faktor alamiah proyek, tipe dari studi yang dilakukan, jumlah
alternatif yang harus diteliti dan sejumlah faktor lain.
Atau bisa dinyatakan dalam persamaan berikut :
Biaya = f (ukuran & sifat dari proyek, jenis studi, jumlah
alternatif yang diinvestigasi, dll).
Dalam rangka menghitung biaya atau bagian teknik dari studi tidak
termasuk seperti ongkos pemilikan seperti ongkos pengeboran eksplorasi,
uji metalurgi, lingkungan dan studi hukum, atau studi pendukung lainnya,
biasanya dinyatakan sebagai persentase dari biaya modal dari proyek :
Studi konseptual = 0,1 – 0,3 % dari biaya total
Studi pra kelayakan = 0,2 – 0,8 % dari biaya total
3.3 Akurasi dari Estimasi
3.3.1 Tonase dan kadar
Pada tahap studi kelayakan, karena pengambilan sampel yang banyak dan
pemeriksaan yang berulang, kadar rata-rata dari penambangan dari
beberapa tonase yang diumumkan, disukai karena diketahui memiliki limit
yang dapat diterima, katakanlah 5%, dan diturunkan dari metoda statistik
yang standar. Walaupun tonase yang pasti dari bijih mungkin untuk
tambang terbuka diketahui jika pemboran eksplorasi dari permukaan, dalam
kenyataannya tonase ultimat dari banyak endapan bervariasi karena ia
tergantung pada biaya harga dihubungkan dengan panjang waktu proyek.
Dua standar yang penting yang dapat didefinisikan untuk sebagian besar tambang terbuka adalah :
1. Cadangan minimum bijih harus sebanding untuk keperluan yang
dibutuhkan untuk seluruh tahun Cash Flow yang diproyeksikan dalam
laporan studi kelayakan haruslah diketahui dengan akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Sebuah tonase ultimat yang potensial, diproyeksikan berlanjut dan
optimistik, seharusnya dikalkulasikan dengan baik untuk mendefinisikan
area tambahan yang berpengaruh untuk penambangan, dan dimana dumping
area serta abngunan pabrik musti diletakkan.
3.3.2 Unjuk kerja
Unit-unit dari penambangan open pit sudah memiliki rate unjuk kerja
yang stabil dan biasanya dicapai jika bekerja dalam organisasi yang baik
dan pengorganisasian alat (misal Shovel dan Truck) secara tepat. Unjuk
kerja akan terganggu jika pekerjaan tambahan (pengupasan tanah penutup
dalam sebuah pit) tidak mencukupi. Pemeliharaan harus dilakukan dan
pekerjaan ini harus dijadwalkan secara baik dan disediakan dalam laporan
studi kelayakan.
3.3.3 Biaya
Beberapa mata biaya, terutama ongkos oeprasi di lapangan, hanya
berbeda sedikit dari tiap tambang dan dapat diketahui secara detail.
Beberapa mungkin unik atau sukar untuk diperkirakan. Umumnya akurasi
dalam modal atau estimasi biaya operasi kembali kepada akurasi dalam
kuantitas, kuota yang ada atau unit harga, kecukupan ketentuan untuk
ongkos tidak langsung dan overhead. Tendensi terakhir menunjukkan adanya
batas yang meningkat.
Akurasi dari modal dan estimasi dari biaya operasi meningkat ketika
proyek meningkat dari studi konseptual ke pra kelayakan dan tahap studi
kelayakan. Normalnya range yang bisa diterima untuk akurasi diberikan
sebagai berikut :
Faktor kesalahan dari studi konseptual + 30% dari biaya total
Faktor kesalahan dari pra studi kelayakan + 20% dari biaya total
3.3.4 Harga dan perolehan
Pendapatan selama umur tambang adalah kategori utama dari uang. Itu
harus membayar seluruhnya, termasuk pembayaran kembali dari investasi
awal dari uang. Krena pendapatan adalah dasar yang terbesar dalam
mengukur faktor ekonomi tambang sehingga lebih sensitif mengubah
penerimaan daripada mengubah faktor-faktor lain dari jenis-jenis
pengeluaran.
Penerimaan ditentukan oleh kadar, recovery, dan harga dari
produk metal. Oleh karenanya, harga adalah: (a) sejaun ini sangat sulit
untuk estimasi dan (b) suatu jumlah yang besar diluar dari kontrol
estimator. Walaupun mengabaikan inflasi, harga pembelian secara lebar
bervariasi terhadap waktu. kecuali komoditi yang bisa dikontrol dengan
tepat, mereka mengarah untuk mengikuti bentuk siklus.
Departemen pemasaran harus menginformasikan hubungan suplai dan
permintaan dan pergerakan harga metal. Mereka dapat juga menyediakan
harga rata-rata metal di luar negeri dalam harga dolar sekarang, baik
kemungkinan maupun konservatif. Harga terakhir berkisar 80% dari
kemungkinan atau lebih. Idealnya, walaupun pada harga konservatif, harus
tetap menguntungkan.
4. CHECKLIST DATA AWAL YANG HARUS DIKUMPULKAN
Pada awal tahap perencanaan untuk setiap proyek (tambang) yang baru,
terdapat banyak faktor dari berbagai jenis yang harus dipertimbangkan.
Beberapa faktor tersebut dapat dengan mudah diperoleh, sedangkan
beberapa faktor lain diperoleh dengan suatu keharusan melakukan studi
yang mendalam (misalnya geometri pit).
Untuk menghindari ketidaklengkapan data, maka sebaiknya dibuat suatu
checklist (rebel, 1975, “Field Work Program Checklist for New
Properties”).
Checklist Item
1. Topografi
- USGS maps ® 1 : 500 1 : 1000
b. Special Aerial or lamd survey establish control stations
2. Kondisi iklim (Climate condition)
a. Ketinggian
b. Temperatur ® rata-rata bulanan sudah cukup.
c. Prespitasi (untuk penirisan)
- rata-rata presipitasi tahunan
- rata-rata curah hujan bulanan
- rata-rata Run-off (keadaan normal dan flood/banjir)
d. Angin, maks, tercatat dalam arah.
e. Kelembaban.
f. Delay.
g. Awan, fog.
3. Air
a. Sumber : mata air, sungai, danau, bor.
b. Ketersediaan : hukum, kepemilikan, biaya.
c. Kuantitas : ketersediaan perbulan, kesempatan aliran, kemungkinan lokasi bendungan.
d. Kualitas : sampel, perubahan-perubahan kualitas, efek kontaminasi.
e. Sewage Disposal Methode.
4. Struktur Geologi
a. Dalam daerah tambang.
b. Disekeliling daerah tambang.
c. Kemungkinan gempa bumi.
d. Akibat pada slope (maks. slope).
e. Estimasi dan kondisi fondasi.
5. Air Tambang
a. Kedalaman.
b. Konduktivitas.
c. Metode Penirisan.
6. Permukaan
a. Vegetasi : tipe, metode pembabatan, biaya.
b. Kondisi yang tidak biasa : danau, endapan deposit, pohon-pohon besar.
7. Tipe/Jenis Batuan (Bijih, overburden)
a. Sample untuk uji kemampuan dibor.
b. Fragmentasi : Hardness, derajat pelapukan, bidang-bidang diskontinu, kecocokan untuk jalan.
8. Lokasi untuk Konsentrator.
a. Lokasi tambang, Haul up hill, down hill.
b. Preparasi lokasi (cut, fill).
c. Proses air : gravitasi, pompa.
d. Tailing Disposal.
e. Fasilitas pemeliharaan.
9. Tailing Pond (daerah)
a. Lokasi pipa.
b. Alamiah, bendungan, danau.
c. Pond overflow.
10. Jalan
a. Peta jalan
b. Informasi jalan-jalan yang ada :
· lebar, permukaan, batas maksimum beban
· batas maksimum load sesuai musim
· pemeliharaan.
c. Jalan yang dibuat (harus) oleh perusahaan
· panjang
· profile
· cut and file
· jembatan
· pengkondisian tanah
· dll.
11. Power
a. Ketersediaan (PLN) : kilovolt, jarak (terdekat), biaya.
b. Kabel ke SIB.
c. Lokasi sub station.
d. Kemungkinan untuk power station sendiri.
12. Smelting
a. Ketersediaan pabrik.
b. Metode pengapalan : jarak, alat angkut, awak, reet, dll.
c. Biaya.
d. Aspek terhadap lingkungan.
e. Rel KA, dok.
13. Kepemilikan lahan
a. Kepemilikan : begara, pribadi.
b. Tata guna lahan.
c. Harga tanah.
d. Jenis oplians : sewa, beli, dll.
14. Pemerintah
a. Suasana politik.
b. Hukum, UU pertambangan.
c. Keadaan lokal.
15. Kondisi ekonomi
a. Industri utama yang ada, berpengaruh ke infrastruktur.
b. Kesediaan tenaga kerja.
c. Skala penggalian.
d. Struktur pajak.
e. Ketersediaan sarana, toko, rumah sakit, sekolah, rumah.
- Ketersediaan material, termasuk bensin, semen, gravel.
g. Pembelian.
16. Lokasi Pembuangan (waste) : tambang, rumah sakit, perumahan
a. Jarak.
b. Profil jalan.
c. Kekungkinan proses lebih lanjut.
17. Aksessibilitas dari kota utama ke luar
a. Metode transportasi.
b. Realibilitas dan transportasi yang tersedia.
c. Komunikasi.
18. Metode mendapatkan informasi
a. Past records (pemerintah).
b. Memelihara alat-alat komunikasi
c. Mengunpulkan conto.
d. Pengukuran dan pengamatan lokasi lapangan.
e. Survey lapangan
- Layout pabrik.
g. Check untuk load informasi
h. Check hukum lokal.
- Personal inquiry dan observasi suasana politik dan ekonomi.
- Peta-peta.
k. Cost inquiries.
- Material.
Komentar